Senin, 19 September 2011

Reduplikasi - Pengulangan

A. Reduplikasi
Reduplikasi atau proses pengulangan ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar (Ramlan, 2009: 63). Sedangkan menurut Moeliono Anton M. dan Dardjowidjojo Soenjono, reduplikasi adalah proses pengulangan kata secara utuh maupun sebagian.

            Contoh : 1. pohon-pohon dari bentuk dasar pohon
                          2. perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan
                          3. berlari-lari dari bentuk dasar berlari
                          4. corat-coret dari bentuk dasar coret

B.     Proses Reduplikasi
1.      Reduplikasi tidak mengubah golongan kata bentuk dasar yang diulang, jadi kelas bentuk dasar kata ulang tersebut masih sama dengan setelah terjadi pengulangan.  Sebuah nomina apabila diulang maka akan menjadi nomina pula.
Contoh: 1. Rumah (N)            à Rumah-rumah
 2. Berkata       à Berkata-kata
 3. Cepat          à Cepat-cepat
 4. Merah         à Kemerah-merahan

2.      Bentuk dasar kata ulang berupa satuan satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Sebagai contoh adalah kalimat
Irma memukul-mukulkan tongkat itu ke bangku.
Reduplikasi memukul-mukulkan memiliki kesempatan bentuk dasarnya berupa *memukul, *mukulkan, dan memukulkan. Kata memukul merupakan bentuk tak berterima seperti halnya mukulkan. Jadi jelas, kata ulang memukul-mukulkan berasal dari kata dasar memukulkan karena bentuk memukulkanlah yang berterima. Contoh lain adalah mengata-ngatakan berasal dari mengatakan bukan *mengata atau *ngatakan.

3.      Proses bentuk reduplikasi berafiks menurut Abdul Chaer (2008: 183-189)
a.       Akar berprefiks ber-
Ada dua macam pengulangan akar yang berprefiks ber-, yaitu:
1)      Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja.
Contoh: - berlari-lari (dari ber + lari)
              - berteriak-teriak (dari ber + teriak)
              - berjalan-jalan (dari ber + jalan)
Pada contoh diatas kata lari-lari, teriak-teriak, dan jalan-jalan merupakan berterima.
2)      Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-
                 Contoh: - behari-hari
                   - bermeter-meter
                   - berliter-liter
Pada contoh diatas kata hari-hari, meter-meter, dan liter-liter merupakan tidak berterima.
b.    Akar berkonfiks ber-an
Akar berkonfiks ber-an seperti pada kata berlarian dan berkejaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya akarnya saja.
Contoh: - berlari-larian (dari berlarian)
              - berkejar-kajaran (dari berkejaran)
              - berpeluk-pelukan (dari berpelukan)
c.     Akar berprefiks me-
Akar berprefiks me- seperti pada kata menembak dan menari direduplikasikan hanya akarnya saja. Ada dua macam cara
1)      Yang bersifat progresif artinya pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Contoh: - menembak-nembak (dasar menembak)
              - menari-nari (dasar menari)
              - mengulang-ulang (dasar mengulang)
2)      Yang bersifat regresif artinya pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri.
Contoh: - tembak-menembak (dasar menembak)
              - pukul-memukul (dasar memukul)
              - tendang-menendang (dasar menendang)
d.    Akar berklofiks me-kan
Akar berklofiks me-kan seperti pada kata membedakan, membesarkan, dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja.
Contoh: - membeda-bedakan (dari membedakan)
              - membesar-besarkan (dari membesarkan)
              - melebih-lebihkan (dari melebihkan)
e.     Akar berklofiks me-i
Akar berklofiks me-i seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja.
Contoh: - menulis-nulisi (dari menulisi)
              - mengurang-ngurangi (dari mengurangi)
              - melempar-lempari (dari melempari)
f.     Akar berprefiks pe-
Akar berprefiks pe- seperti pada kata pemuda, pembina, dan pembaca direduplikasikan secara utuh.
Contoh: - pemuda-pemuda
              - pembina-pembina
              - pembaca-pembaca
Namun, kata pemuda, pembina, dan pembaca lebih sering dilakukan dengan memberikan adverbia para= para pemuda, para pembina, para pembaca.
g.    Akar berkonfiks pe-an
Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata pembangunan dan penjelasan direduplikasikan secara utuh.
Contoh: - pembangunan-pembangunan
              - penjelasan-penjelasan
              - pembinaan-pembinaan
Bentuk-bentuk reduplikasi di atas boleh saja digunakan, tetapi akan lebih baik menggunakan adverbia semua= semua pembangunan, seluruh= seluruh pembinaan, dan sebagian= sebagian penjelasan bila ingin menyatakan plural.
h.    Akar berkonfiks per-an
Akar berkonfiks per-an seperti pada kata peraturan, perindustrian, dan perdebatan bila direduplikasikan haruslah secara utuh.
Contoh: - peraturan-peraturan
              - perindustrian-perindustrian
              - perdebatan-perdebatan
Bentuk-bentuk reduplikasi diatas boleh saja digunakan, tetapi akan lebih baik menggunakan adverbia semua= semua peraturanan, seluruh= seluruh perindustrian, dan sebagian= sebagian perdebatan daripada penggunaan bentuk reduplikasinya.
i.      Akar bersufiks –an
Akar bersufiks –an ada dua cara pereduplikasiannya.
1)      Mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an.
Contoh: - bangunan-bangunan
              - aturan-aturan
              - latihan-latihan
2)      Mengulang akarnya sekaligus disertai dengan pengulangannya.
Contoh: - obat-obatan
              - biji-bijian
              - batu-batuan
Ada satu cara lagi yang kurang produktif, yakni dengan mengulang sebagian (hanya suku perama dari akar).
Contoh: bebatuan, tetumbuhan, pepohonan
j.      Akar berprefiks se-
Ada dua cara mereduplikasikannya:
1)      Diulang secara utuh
Contoh: sedikit-sedikit, seorang-seorang, sekali-sekali
2)      Hanya mengulang bentuk akarnya saja
Contoh: sekali-kali, sebaik-baik, sepandai-pandai
k.    Akar berprefiks ter-
Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa direduplikasikan hanya akarnya saja.
Contoh: terbawa-bawa, tersenyum-senyum, tertawa-tawa
l.      Akar berkonfiks se-nya
Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya, dan sedapatnya direduplikasikan hanya akarnya saja.
Contoh: secepat-cepatnya, sebaik-baiknya, sedapat-dapatnya
m.  Akar berknfiks ke-an
Akar berkonfiks ke-an seperti pada kata keraguan, kemerahan, dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya saja sedangkan konfiks ke-an yang melingkupi bentuk perulangan itu.
Contoh: keragu-raguan, kemerah-merahan, kebiru-biruan
n.    Akar berinfiks (-em, el-, -er-, -m-)
Akar berinfiks direduplikasikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tidak produktif.
Contoh: tali-temali, getar-geletar, sambung-sinambung
4.      Sifat reduplikasi bisa bersifat paradigmatik dan juga bisa derivasional.
5.      Reduplikasi dapat berupa semantik yaitu reduplikasi yang tersusun dari dua kata yang maknanya bersinonim yang membentuk satu kesatuan. Misalnya: Hancur-luluh Terang-benderang, dan Gelap-gulita.

                                                                                                                                                                                                   
C.     Jenis-jenis Reduplikasi
1.      Pengulangan Akar
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, reduplikasi dapat digolongkan menjadi empat golongan.
a)      Reduplikasi Dwilingga (Pengulangan Seluruh)
Reduplikasi dwilingga adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks.
Contoh :
anak                       à anak-anak
buah                      à buah-buah
buku                      à buku-buku
rumah                    à rumah-rumah

b)      Reduplikasi Dwilingga Salin Swara
Reduplikasi dwilingga salin swara adalah pengulangan dengan variasi fonem.
Contoh :
balik          à bolak-balik
coret          à corat-coret
senyum      à senyam-senyum

c)      Reduplikasi Dwipurwa (Pengulangan Sebagian)
Redupliaksi dwipurwa adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya atau dengan kata lain bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya.
Contoh :
laki                        à lalaki           à lelaki
luhur          à luluhur        à leluhur
tamu          à tatamu        à tetamu
tanam        à tatanam      à tetanam
tangga       à tatangga     à tetangga

d)     Reduplikasi Dwiwasana (Pengulangan Berafiks)
Reduplikasi dwiwasana adalah pengulangan dengan mendapat imbuhan (afiks) baik pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
Contoh :
kuda          à kuda-kudaan
main          à bermain-main
pukul         à memukul-mukul
putih          à keputih-putihan

2.      Pengulangan dasar berafiks
Pengulangan dasar berafiks menurut Chaer (2008: 182-183) memiliki tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi
a)      Sebuah akar kata yang diberi afiks terlebih dahulu baru kemudian diulang atau direduplikasi.
Contoh: melihat menjadi melihat-lihat
b)      Sebuah akar direduplikasi dahulu baru kemudian diberi afiks.
Contoh: jalan-jalan menjadi berjalan-jalan
c)      Sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan.
Contoh: minggu menjadi berminggu-minggu

3.      Reduplikasi Kompositum
Reduplikasi kompositum/gabungan kata/kata majemuk secara umum dapat dibedakan atas (a) yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua muda, ayam itik, dan tikar bantal; dan (b) yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah sakit, surat kabar, dan keras kepala. Reduplikasi terhadap dasar kompositum dilakukan dalam dua cara:
(a)    Reduplikasi secara utuh
(1)   Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap yang kedua unsurnya sederajat
(2)   Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap yang kedua unsurnya tidak sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal.
Contoh: - ayam itik-ayam itik
              - kasur bantal-kasur bantal
              - tua muda-tua muda
Bentuk-bentuk diatas direduplikasikan secara utuh karena kedua unsurnya membentuk satu kesatuan makna.
(b)   Reduplikasi secara sebagian
Reduplikasi secara sebagian dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak bermakna idiomatikal.
Contoh: - surat-surat kabar
              - rumah-rumah sakit
              - buku-buku agama
Bentuk-bentuk di atas diulang hanya sebagian karena kedua unsurnya tidak memiliki makna idiomatikal. Kedua unsurnya membangun makna gramatikal. Ada tiga catatan yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, dalam tata bahasa tradisional gabungan kata harus direduplikasikan secara utuh karena dianggap sebagai sebuah kata.
Kedua, gabungan kata yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak bermakna idiomatikal, boleh saja direduplikasikan sebagian karena ada kaidah yang membolehkan dilakukan hanya sebagian.
Ketiga, sesungguhnya bentuk-bentuk kompositum tidak perlu direduplikasikan kalau hanya bertujuan mendapatkan makna plural. Untuk keperluan itu lebih baik menggunakan adverbia yang menyatakan plural, seperti semua, banyak, beberapa, sejumlah, dan sebagainya.
Contoh: banyak rumah sakit, beberapa surat kabar, semua jemaah haji
Catatan:
Selain yang dibicarakan di atas masih ada satu macam reduplikasi yang tidak produktif tetapi lazim dibicarakan orang. Reduplikasi itu adalah reduplikasi yang dilakukan tiga kali disertai perubahan bunyi. Contoh: dar-der-dor, cas-cis-cus, dag-dig-dug (Chaer, 2008: 189-191)

D.    Pemaknaan Reduplikasi
Terdapat beberapa makna reduplikasi:
1.      Banyak yang tak tentu
Contoh: buku-buku (tak tentu)
10 buku    (tentu)
2.      Bermacam-macam
Contoh: pepohonan,
3.      Menyerupai
Contoh: kuda-kudaan, anak-anakan
4.      Agak
Contoh: kekanak-kanakan
5.      Intensitas
a)      Kualitatif
Contoh: pukullah kuat-kuat
b)      Kuantitatif
Contoh: buah-buah
c)      Frekuentif
Contoh: mondar-mandir
6.      Saling
Contoh: pukul-pukulan, tembak-menembak
7.      Tak bersyarat
Contoh dalam kalimat:
      Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun menjadi:
      Meskipun jambu mentah, dimakannya.
8.      Berulang-ulang
Contoh : menendang-nendang, mencabik-cabik
9.      Menyatakan perbuatan yang dilakukan dengan enaknya, santainya, atau dengan senangnya.
Contoh:
berjalan-jalan         : berjalan dengan santainya
minum-minum       : minum dengan santainya
membaca-baca       : membaca dengan santainya
10.  Hubungan antara pekerjaan yang tersebut dengan kata dasar.
Contoh:
tulis-menulis          : hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan menulis
jahit-menjahit        : hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan menjahit
11.  Menyatakan batas ketercapaian.
Contoh      :
setinggi-tingginya, sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya.


Daftar pustaka

Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Lanjut Atas. Flores-NTT: Nusa Indah.

Ramlan, M. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Diskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.

Disusun oleh :
1.      Desi Purwanti             09201244018
2.      Niti Kurniah                09201244020
3.      Ari Prima Rani            09201244021
4.      Suci Mardiningsih       09201244024


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar