Senin, 19 September 2011

PROSES PEMAJEMUKAN


 1.      Pengertian Kata Majemuk
Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru. Dalam bahasa Indonesia selanjutnya kata majemuk disebut juga bentuk senyawa atau susunan senyawa (kompositum).
Contoh :
            mata sapi                     arti baru           : telor ceplok (bahasa Jawa)
matahari                      arti baru           : bola gas raksasa yang terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat
            sapu tangan                 arti baru           : selembar kain untuk lap muka.
Berikut ini adalah cirri-ciri yang membedakan antara kata majemuk dan frase.
(i)                 Ketersisipan
Artinya, diantara unsur suatu kompositium tidak dapat disisipi unsure lain apa pun. Sapu Tangan adalah kompositium, sedangkan alat tulis adalah frase karena dapat disisipi unsur untuk menjadi alat tulis.
a.       Ketakterluasan
Artinya, masing-masing unsur suatu kompositium tidak dapat diperluas, misalnya dengan afiksasi atau dimodifikasikan dengan cara tertentu. Perluasan terhadap kompositium hanya bias dilakukan terhadap semua unsure, tidak unsure per unsure. Kompositium kereta api hanya bias diperluas menjadi perkeretaapian dan bukan *perkeretaan api atau *kereta perapian. Ciri ini tampaknya bukan hanya merupakan cirri kata majemuk. Frase tidak adil pun bias diperrluas menjadi ketidakadilan dan bukan ketidakan adil atau *tidak keadilan walaupun demikian tidak adil memiliki kemampuan untuk disisipi unsur tertentu menjadi tidak begitu adil, sehingga sesuai dengan cirri (i), tidak adil adalah frase.
(ii)               Ketakterbaikan
Artinya, unsur-unsur yang membentuk suatu kompositium tidak dapat dipertukarkan tempatnya atau dibalik. Gabungan kata bapak, ibu, pulang, pergi, dan lebih kurang bukanlah kompositium melainkan frase koordinatif. Gabungan kata semacam itu memiliki kesanggupan untuk dipertukarkan tempatnya menjadi ibu bapak, pergi pulang, dan kurang lebih. Hal ini berbeda dengan kompositium hutan belantara yang tidak memungkinkan untuk diubah strukturnya menjadi *belantara hutan. Criteria keterbalikan seperti ini tampaknya juga memiliki kelemahan karena kriteria ini sering kali sangat tergantung pada cirri kelaziman. Bentuk kurang lebih sudah cukup lazim diubah strukturnya menjadi lebih kurang. Hal ini agak berbeda dengan bentuk pulang pergi yang masih terasa janggal atau kurang lazim jika digunakan dalam posisi terbalik, yaitu pergi pulang. Di sisi lain frasepun banyak yang tidak bias memenuhi syarat keterbalikan. Dengan kata lain frasepun banyak yang memenuhi cirri keterbalikan itu. Frase akan pergi, rumah besar, gedung tinggi, udara sejuk pun tidak bias diubah urutan unsurnya menjadi *pergi akan, *besar rumah, *tinggi gedung, *sejuk udara.
Masing-masing cirri atau kriteria tersebut tampaknya tidak bias diterapkan sendiri-sendiri. Dengan kata lain, ketiga kriteria itu harus diterapkan secara serentak dan saling mendukung.
kriteria bahwa komposisi atau pemajemukan itu mampu menimbulkan makna baru yang berbeda dengan penggabungan makna unsur-unsur seperti yang selama ini digunakan oleh beberapa ahli untuk membedakan antara kata majemuk dan frase juga memiliki kelemahan. Pengertian ‘makna baru’ itu sesungguhnya bisa timbul dalam proses penggabungan kata menjadi frase. Konstruksi frase rumah Paman di samping makna masing-masing unsurnya terdapat pula makna baru yang timbul, yaitu ‘milik’. Criteria yang menyatakan bahwa unsur-unsur  kata majemuk itu kehilangan identitas maknanya pun dapat pula dipertanyakan. Di dalam konstruksi kata majemuk kolam renang, misalnya, komponen makna yang berkenaan dengan ciri kolam dan renang pun masih dipertahankan.
Sebagaimana frase, kata majemuk juga memiliki struktur yang bersifat endosentris dan eksosentris. Kata majemuk kolam renang dan kursi malas bersifat endosentris karena konstruksi kata majemuk secara keseluruhan dapat diwakili oleh salah satu unsurnya. Jadi, kolam renang adalah sejenis kolam dan kursi malas adalah sejenis kursi. Konstruksi kolam renang merupakan subkelas dari kolam dan kursi malas merupakan subkelas dari kursi. Berbeda halnya kata majemuk eksosentris salah satu unsurnya tidak bisa mewakili keseluruhan konstruksi. Konstruksi jual beli, Tanya jawab, simpan pinjam, adalah kata majemuk eksosentris karena konstruksi-konstruksi itu tidak hanya berkenaan dengan jual, tanya, atau simpan saja. Jadi jual beli bukan subkelas dari jual: tanya jawab bukan subkelas dari tanya: dan simpan pinjam bukan subkelas dari simpan.

2.      Bentuk Unsur Kata Majemuk

a.       Bentuk unsur kata majemuk berupa satu kata dan satu pokok kata.
Contoh :
daya tahan       daya juang       temu desa
      kamar kerja      jumpa pers       ruang baca
b.      Bentuk unsurnya berupa pokok kata dan pokok kata.
Contoh :
      jual beli            simpan pinjam             lomba lari
c.       Salah satu unsurnya berupa bentuk kompleks
Contoh :
      meninggal dunia          bukan              me + tinggal dunia
      buku harian                 bukan              buku hari + an
      lapangan terbang         bukan              lapang terbang + an
      lupa daratan                bukan              lupa darat + an
Bentuk-bentuk meninggal, harian, lapangan, dan daratan dalam kata majemuk di atas adalah unsur yang merupakan bentuk komplek. Sebagai kata majemuk, bentuk-bentuk itu bukan berasal dari kata tinggal, hari, terbang, dan darat. Dengan demikian bentuk majemuk di atas bukanlah kata majemuk yang berimbuhan, melainkan majemuk yang salah satu un surnya berbentuk kompleks.
Untuk membuktikan apakah suatu kata majemuk beafiks atau memang salah satu unsurnya yang berupa bentuk kompleks dapat dianalisis dengan cara mengeluarkan seluruh afiks dari bentuk majemuk.
a. Jika afiksnya dikeluarkan masih terlihat bentuk majemuk maka sebenarnya bentuk itu merupakan “kata majemuk yang mendapatkan afiks.
Contoh :
Pertanggungjawaban berkas kepala dimejahijaukan
Tanggung jawab keras kepala meja hijau
ber – an
ber
di – kan
Kata majemuk berafiks
Tetap sebagai kata majemuk
Afiks yang dikeluarkan

b.      Jika setelah afiksnya dikeluarkan tidak lagi terlihat bentuk majemuk maka bentuk tersebut merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya bentuk kompleks.
lapangan terbang
lupa daratan
meninggal dunia
lapangan terbang
lupa darat
tinggal dunia
An
an
me
Kata majemuk dengan unsure bentuk kompleks
Bukan bentuk majemuk
Afiks yang dikeluarkan

3.      Ciri-ciri Kata Majemuk
Dua kata atau lebih yang dihubungkan tidak selamanya menjadi bentuk “kata majemuk”.
Sebagai kata majemuk susunan, sifat, fungsi, atau artinya berbeda dengan bentuk-bentuk lain.
      Adapun ciri-ciri kata majemuk adalah sebagai berikut:
a.       Kedua unsurnya menunjuk / membentuk / menimbulkan pengertian baru.
Contoh :
matahari                            : gumpalan gas raksasa yang pijar,
                                                  Satu benda satu pengertian.
meja hijau                          : pengadilan. Satu benda satu pengertian.
      Kapal terbang                    : pesawat yang dapat terbang. Satu benda satu pengertian.
           

Meriam penangkis             : alat penembak sasaran di udara.
serangan udara                 
kumis kucing                     : jenis tanaman. Satu benda satu pengertian.

Catatan :
            Kata-kata majemuk di atas masing-masing membentuk pengertian baru. Hal itu berbeda dengan makna leksis yang terkandung dalam amsing-masing unsurnya. Perhatikan uraian di bawah ini :
      “mata sapi” menimbulkan pengertian baru yang tidak ada hubungannya dengan kata “mata dan sapi “. “ meriam penangkis serangan udara” juga merupakan bentuk majemuk yang maknanya tidak mempunyai sangkut paut dengan makna leksis masing-masing unsurnya.

b.       Hubungan antara kedua unsurnya sangat erat dan rapat sehingga tidak dapat dipertukarkan atau dibolak-balik.











Contoh :
bentuk majemuk
tidak dapat dijadikan
panjang tangan
laki bini
mata sapi
kamar mandi
tinggi hati
saputangan
anak angkat
tanggung jawab
tangan panjang
bini laki
sapi mata
mandi kamar
hati tinggi
tangan sapu
angkat anak
jawab tanggung

Catatan :
            Jika susunannya dipertukarkan mungkin menimbulkan pengertian baru lain atau malah menjadi tidak logis.
Contoh :
              panjang tangan          :  suka mencuri
              tangan panjang          :  tangan yang (memang) panjang.
              matahari                    :  bola raksasa yang pijar.
              hari mata                   :  tidak logis / maknanya tidak jelas.
              dan sebagainya
c.       Hubungan kedua unsur sangat rapat dan erat sehingga di antara keduanya tidak dapat disisipi unsur lain.
Contoh :
Mata sapi sebagai bentuk majemuk berbeda pengertiannya dengan matanya sapi, mata dan sapi, mata dari sapi, dsb.
meja hijau                          bukan meja yang hijau
jago merah                         bukan jago yang merah
mata kaki                           bukan mata dan kaki
keras kepala                       bukan keras sekali kepalanya
panjang tangan                  buka panjangnya tangan
kusuma bangsa                  bukan kusumanya bangsa
Sapu tangan                      bukan sapu dan tangan
meriam penangkis             bukan meriam dan penangkis,  serangan udara, atau meriam penangkis dan serangan udara.
kapal terbang                     bukan kapal yang terbang.

d.      Hubungan antara kedua unsur sangat rapat dan erat sehingga jika diberi afiks harus kena pada seluruh kata dan tidak boleh disisipkan di .antara kedua unsurnya
Contoh :
mata sapi - - - mata sapinya bukan mata sapi
kapal terbang - - - berkapal terbang
                             dikapal terbangkan
               bukan :   kapal berterbang
                             kapal diterbangkan
tanggung jawab  :  dengan afiks menjadi  :
bertanggung jawab                        bukan              tanggung jawab
dipertanggungjawabkan                bukan             dipertanggungkan jawab
pertanggungjawaban                     bukan              pertanggungan jawab

ibu bapa dengan afiks menjadi
ibu bapanya                                   bukan              ibunya bapa
beribu bapa                                    bukan              ibu berbapa

surat kabar dengan afiks menjadi :
persurat-kabaran                            bukan              surat perkabaran /persuratan kabar
dsb.
            Catatan :
                        Tata cara pembunuhan afiks yang menjadi salah satu cirri kata majemuk seperti pada uraian di atas tidak bersifat mutlak. Ciri-ciri kata majemuk dengan menggunakan syarat-syarat khusus pembubuhan afiks tidak berlaku terhadap beberapa kata majemuk tertentu seperti pada contoh di bawah ini :
                    baik budi  +  kan             =  kebaikan budi
                                    seharusnya       =  kebaik-budian
                    lomba tari  +  per-an        =  perlombaan tari
                                    seharusnya       =  perlomba-tarian
                        Karena cara pembunuhan afiks terhadap kata majemuk harus kena pada seluruh unsur tidak berlaku pada bentuk “baik budi” dan “lomba tari” tentunya kedua kata tersebut bukan bentuk majemuk. Namun kita masih dapat meyakinkan diri bahwa kedua kata tadi merupakan bentuk majemuk dengan melihat sifat kesenyawaan hubungan kedua unsurnya.
                        Bentuk “baik budi” dan “lomba tari’ dari segi kesenyawaannya tetap tidak dapat disisipi unsur lain, atau di balik susunannya. Misalnya menjadi :
                    lomba lari                        - - -                   lomba dan lari
                    baik budi                         - - -                  lomba dan budi
                        Dengan demikian masih ada ciri lain yang membuktikan bahwa bentuk “lomba lari” dan “baik budi” merupakan bentuk maemuk.

4.    Macam-macam Kata Majemuk
1.                     Kata majemuk berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan sifatnya, dengan melihat kesenyawaan unsur-unsur yang bergabung, kata majemuk dikelompokkan menjadi beberapa golongan :
a.       Kata majemuk bersifat endosentris
b.      Kata majemuk bersifat eksosentris.

a.    Kata majemuk bersifat endosentris
Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti dari gabungan, kata-kata di dalam kata majemuk tersebut.
Kata majemuk endosentris menghasilkan/mengandung satu ide sebagai akibat gabungan unsur didalamnya.
Contoh :
        sapu tangan                   intinya                         sapu
        matahari                                    intinya                         mata
        orang tua                       intinya                         orang
        meja hijau                      intinya                         meja.
Karena salah satu unsurnya merupakan inti dari golongan kata dalam kata majemuk tersebut maka ide yang dihasilkan oleh hasil-hasil gabungan unsur tersebut juga satu.
Misalnya :
Sapu tangan    : memiliki satu konsep tentang suatu benda tertentu
Matahari          : mewakili satu konsep tentang suatu benda tertentu
            Hal tersebut berbeda dengan bentuk kata majemuk yang bersifat eksosentris. Coba bandingkan dengan laki-bini, hilir-mudik, lalu-lalang, tua-muda, dll.
b.   Kata majemuk bersifat eksosentris
Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsur-unsurnya tidak memiliki unsur inti.
Salah satu unsure kata majemuk eksosentris bukan merupakan unsure inti dari gabungan kedua kata yang ada didalamnya. Masing-masing unsur memiliki kedudukan kuat sebagai unsur inti.
Karena masing-masing unsurnya bersama-sama sebagai inti maka dalam kata majemuk eksosentris muncul dua ide.
        Contoh :
                 laki bini              :  intinya pada laki atau bini
                 tua muda                        :  intinya pada tua atau muda
                 hilir mudik          :  intinya pada hilir atau mudik
                 pulang pergi       :  intinya pada pulang atau pergi
                 hancur lebur       :  intinya pada hancur atau lebur
                 naik turun                       :  intinya pada naik atau turun.
                    Masing-masing unsure tidak menjadi inti atas gabungan kedua unsurnya melainkan berdiri sendiri sebagai inti. Dengan demikian unsure yang satu tidak menerangkan unsure yang lain. Sebagai akibatnya gagasan yang muncul dari bentuk eksosentris bukan satau melainkan dua.
            Contoh :
Kata majemuk
Gagasan yang muncul
laki bini
tua muda
hilir mudik
laki (suami) dan bini (istri)
yang tua dan yang muda
yang menuju ke hilir dan yang ke udik

2.      Kata majemuk Berdasarkan Arti.
Berdasarkan “arti”   Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam Yasin: 158) menyebutkan bahwa Kata Majemuk dikelompokkan menjadi :
a.       Kata majemuk wajar
b.      Kata ajemuk kiasan
Ket :
a.       Kata majemuk wajar
Ialah kata majemuk yang artinya merupakan kias,
            Contoh :
                   indah permai                                muram durja
                   yatim piatu                                   kamar mandi
b.      Kata majemuk kiasan
Ialah kata majemuk yang merupakan kias,
            Contoh :
                   panjang tangan                 tebal muka
                   besar kepala                      besar mulut
3.      Kata majemuk berdasarkan susunannya
Menurut Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam yasin:158), berdasarkan susunannya kata majemuk digolong-golongkan menjadi :
a.       Kata majemuk berangkaian
b.      Kata majemuk berpelengkap
Ket:
a.       Kata majemuk berangkaian
Kata majemuk berangkaian ialah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak salinag menguasai dan tidak saling menerangkan. Makna kata-katanya sama atau berlawanan.

Susunannya terdiri atas :
1.      Kata benda+kata benda.
Contoh :
               laki bini                   kaki tangan                  sandang pangan
               ibu bapa                   kawan lawan               dunia akhirat
2.      Kata keadaan+kata keadaan
Contoh :
                tinggi rendah                      sunyi sepi                    panjang pendek
                panas dingin                       baik buruk                   riang gembira
                nuka duka                          bulat bundar                rindu dendam
3.      Kata kerja+kata kerja.
Contoh :
                naik turun                           ulang alik                     pulang pergi
                timbil tenggelam                hilir mudik                   keluar masuk
                sepak terjang                      tumpang tindih
b.      kata majemuk berlengkapan.
ialah kata majemuk yang unsur satunya menerangkan atau melengkapi unsure lain.
Susunannya terdiri atas :
a.       kata benda + kata benda
contoh :
        air mata                     jari kelingking                         surat kawat
       ibu jari                        batu api                                   anak sungai
b.      kata benda + kata keadaan
contoh :
        tanah lapang              hari raya                                  raja muda
        bini muda                  besi tua                                    besi berani
        jalan raya                   piring terbang                          orang tua
c.       kata benda + kata kerja
Contoh :
        kursi goyang              kamar mandi               rumah makan
        kamar tidur                lampu duduk               tiang gantung
d.      kata keadaan + kata keadaan
Contoh :
        putih bersih               merah tua                    merah muda
        kurus kering              hijau muda                  penuh sesak
        tua renta                    basah kuyup                pahit getir
e.       kata keadaan + kata benda
Contoh :
        keras hati                   ringan tangan              panjang tangan
        tinggi hati                  lapang dada                 panjang lidah
        besar kepala               besar mulut                  sesak dada
f.       kata keadaan (warna) + kata benda
Contoh :
        kuning langsat           biru laut                       lesu darah
        hijau daun                 naik darah                   merah jambu
        biru laut                     merah delima               hijau botol
g.      kata kerja + kata benda
contoh :
        angkat kaki                angkat topi                  tepuk dada
        banting stir                makan angin                gigit jari
        cuci tangan                lepas tangan
h.      kata kerja + kata keadaan
contoh :
        omong kosong               jalan belakang         jual mahal
i.        bentuk lain + kata bilangan
contoh :
        celaka tiga belas                                langkah seribu
        dua sejoli                                           tujuh turunan

4. Kata Majemuk berdasarkan sifat dan strukturnya.
            Berdasarkan sifat dan strukturnya, Drs. Gorys Keraf mengelompokkan kata majemuk menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a.       Dwandwa
b.      Tatpurusa
c.       Karmadharaya
d.      Bahuvrihi
a.      Dwandwa.
Ialah kata majemuk yang struktur unsur-unsurnya sederajat atau setara. Kedua unsurnya berupa kata-kata yang berlawanan maupun bersamaan arti. Karena kedua unsurnya sederajat maka kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris.
Kata majemuk dwandwa disebut juga kata majemuk setara/sederajat atau kompositum kompulatif.
Berdasarkan kesenyawaan unsur-unsurnya, kata majemuk dwndwa dibedakan atas empat golongan seperti di bawah ini:
1.      Kata majemuk setara sejalan.
Contoh:
Hancur lebur                     pahit getir
Lemah gemulai                  cantik molek
Indah permai                     kurus kering
Tulus ikhlas                       kaum kerabat
Sepak terjang                    susah payah
Sunyi senyap                     duka nestapa
Riang gembira                   hati sanubari
Cerah ceria                        tegur sapa
Kecil mungil                      belas kasih
Kering kerontang              lemah lembut
2.      Kata majemuk setara berdamingan.
Contoh:
Kampung halaman            nenek moyang
Kaki tangan                       tanah air
Ibu bapa                            tikar bantal
Rumah tangga                   panjang lebar
Air mata                            mata air
Batu api                             batu apung
Anak sungai                      surat kawat
Ibu jari                               jari kelingking
Dunia akherat                    kakek nenek
3.      Kata majemuk berlawanan.
Contoh:
Laba rugi                           lahir batin
Besar kecil                         laki bini
Pulang pergi                      siang malam
Tua muda                          bolak balik
Kurang lebih                     ulang alik
Panas dingin                      lawan kawan
Naik turun                         luar dalam
4.      Kata majemuk setara berpilihan.
Contoh:
Satu dua                dua tiga                       empat lima
b.      Kata majemuk tatpurusa.
Kata majemuk tatpurusa ialah kata majemuk yang bagian kedua dari unsur-unsurnya memberi penjelasan pada bagian pertama. Kata majemuk tatpurusa bersifat endosentris.
Berbeda dengan dwandwa yang struktur unsur-unsurnya setara. Kata majemuk tatpurusa memiliki unsur-unsur yang bertingkat. Unsur yang satu menerangkan unsur yang lain. Unsur kedua terdiri dari kata benda/kata kerja.
Kata majemuk tatpurusa disebut juga kata majemuk bertingkat/kata majemuk subordinatif atau kompositum determinatif.
Berdasarkan hubungan antar unsur-unsurnya kata majemuk bertingkat dibedakan atas beberapa bentuk sebagai berikut:
1.      Hubungan kualitatif
Kata pada arus kedua merupakan sifat/keadaan dari kata arus pertama.
Contoh:
               Air terjun                     jangka pendek             guru besar
               Gunung berapi                        angin sepoi                  jangka panjang
               Harga naik                   harga mati                   harga turun
2.      Hubungan kuantitatif.
Kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai bagian keseluruhan.
Contoh:
         Setengah mati             setengah gila               separo harga
         Setengah jalan             seperempat jam           seperempat final
         Setengah porsi             setengah hari               setengah penuh
3.      Hubungan perbandingan.
Kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua.
Contoh:
         Biru laut                      merah jambu                kuning langsat
         Bulat telur                   hijau daun                   merah delima
4.      Hubungan limitatif.
Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama.
Contoh:
         Keras kepala                panjang tangan            sama kaki
         Naik darah                  tinggi hati                    besar hati                     sama sisi                   lapang dada
5.       Hubungan timbal balik
Kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau sebaliknya.
Contoh:
uang hangus                daerah kabupaten        harta pustaka
uang hangus                rumah tinggal
6.      Hubungan sangkut paut
Kata pada ruas pertama dan kedua masing-masing menyatakan benda berdiri sendiri yang merupakan hubungan sangkut paut tertentu.
Contoh:
a.       Merupakan sangkut paut asal (dari)
Batu kali                      air mata                       minyak bumi
b. Merupakan sangkut paut alat (mempergunakan)
Radio listrik                setrika listrik                kereta api
c. Merupakan sangkut paut (di)
Cacing tanah               cacing perut                 angkatan laut
d. Merupakan sangkut paut penghasil (menghasilkan)
Mata air                       kelenjar ludah              gigi bis
e. Merupakan sangkut paut bahan (dari bahan)
rumah batu                  sepatu karet                 tas kulit
c.       Kata majemuk karmadharaya
Kata majemuk karmadhaya ialah kata majemuk yang unsur kedua menjelaskan unsur pertama. Unsur keduanya itu merupakan kata sifat. Kata majemuk karmadhaya bersifat endosentris.
Contoh:
Rumah tua                   rumah besar                 hari besar
Darah dingin               darah panas                 hari baik
d.      Kata majemuk bahuvrihi
Kata majemuk bahuvrihi ialah kata majemuk dawandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi untuk menjelaskan satu kata benda lain.
Contoh:
            bumiputra        maharaja          purbakala
5.    Pembagian kata majemuk menurut Dr. C.A. Mees.
  1. Kata majemuk kopulatif (gabung)
  2. Kata majemuk determinatif (menentukan)
  3. Kata majemuk posesif (kepunyaan / pemilikan)
  1. Kata majemuk kopulatif (gabung)
kata majemuk kopulatif ialah kata majemuk yang kedua unsurnya sederajat / setara, tidak saling menentukan. Kelompok ini dibedakan atas:
  1. Bersusun sederajat
Contoh:
            sanak saudara              sanak famili
                        ayam itik                     piring mangkuk
2. Bersusun berlawanan
Contoh:
 siang malam               besar kecil
            jauh dekat                   tua muda
3. Bersusun berdampingan, yang maksudnya mengeraskan kualitas.
Contoh:
 cantik molek               hina dina
            suka ria                        lemah gemulai
b. Kata majemuk determinatif (menentukan)
Dalam kata majemuk determinatif kata yang pertama ditentukan oleh kata yang kedua.
Contoh:
  1. Kata yang kedua menentukan yang pertama (DM)
Contoh:
 Sapu tangan               pintu air
              Kereta api                  mata air
2. Kata yang kedua menyifatkan kata yang pertama.
Contoh:
 orang tua                    tanah lapang
            raja muda                    besi berani
3. Kata yang kedua memberi nama / gelar pada kata yang pertama.
Contoh:
 arek surabaya             sayur asem
            bunga mawar               buah mangga
4. Kata yang kedua menegaskan kata yang pertama.
Contoh:
kuning langsat             merah padam
            hijau daun                   sawo matang
5. Kata yang pertama ada hubungannya dengan perbuatan atau pekerjaan kata yang kedua.
Contoh:
meja makan                 gunting potong
            tempat tidur                meja tulis
c. Kata majemuk posesif (kepunyaan / pemilikan)
Kata majemuk posesif dikelompokan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
  1. Pesenyawaan yang mengandung arti kiasan.
contoh:
 panjang tangan           keras kepala
            buah bibir                    mulut manis
2. Gelar atau panggilan kepada seseorang yang mempunyai sifat seperti yang tersebut pada kedua unsurnya.
Cotoh:
 si kepala botak           si ekor kuda
            si rambut pirang          si panjang tangan
3. Kata yang kedua menerangkan kata yang pertama dalam arti “kepunyaan”.
Contoh:
bibir sumur                  kaki meja
            daun pintu                   daun meja
6.    Penulisan kata majemuk
Penulisan kata majemuk dilakukan dengan memperhatikan dua hal sebagai berikut:
a.      Kata majemuk yang sudah senyawa benar ditulis serangkai.
Contoh: purbakala                   mahasiswa                   matahari
            saputangan                  pancasila                      bagaimana
b. Kata majemuk yang kesenyawaannya agak kurang ditulis terpisah dengan memberikan garis pemisah atau tidak.
Contoh: ibu – bapa                  kaya – raya
            anak – tangga              hilir – mudik
Sebenarnya penulisan kata majemuk menjadi lebih baik jika ditulis serangkai. Hal itu untuk membantu kita agar secara eksplisit dapat membedakan antara frase biasa dengan kata majemuk. Namun perlu disadari bahwa penulisan majemuk dengan cara tersebut mempunyai kelemahan juga. Sebagai contoh, seandainya suatu bentuk majemuk terdiri atas lebih dari dua kata tentu sulit merangkainya.
Misalnya:         meriam penangkis serangan udara
                        Kereta api malam cepat
                        Pasar malam amal
                        Uang dana bantuan korban banjir
Keempat bentuk majemuk seperti di atas itu tidak mungkin ditulis serangkai seperti dibawah ini: 
                        meriampenangkisseranganudara
                        Keretaapimalamcepat
                        Pasarmalamamal
                        Uangdanabantuankorbanbanjir
b.   Pengulangan pada kata majemuk
Pengulangan pada kata majemuk ialah pengulangan pada seluruh unsurnya:
Contoh:
Mata pelajaran = mata pelajaran – mata pelajaran
Lomba tari       = lomba tari – lomba tari
Orang tua        = orang tua- orang tua
Hal yang tidak mungkin adalah jika pengulangan tersebut terjadi seperti pada contoh berikut:
Mata pelajaran = mata – mata pelajaran
                                          mata pelajaran – pelajaran
Lomba tari       = lomba –lomba tari
                                       lomba tari - lomba
8. Pengafikan pada kata majemuk
Pengafikan pada kata majemuk harus kena pada seluruh kata.
Contoh:
Surat kabar                  : persuratkabaran
Tanggung jawab          : bertanggung jawab
                                      dipertanggungjawabkan
                                                  tanggung jawabnya
Tanda tangan              : ditandatangani
                                                  bertanda tangan
                                                  tanda tangannya
Beberapa bentuk cara pengafikan dibawah ini adalah contoh yang salah:
Tanggung jawab          : pertanggungan jawab
                                                mempertanggungkan jawab
Surat kabar                  : persuratan kabar
Tanah lapang               : tanahnya lapang
                                       tanah berlapang
Bumi hangus               : membumikan hangus
                                                  dibumikan hangus
                                      pembumian hangus
                                      bumi dihanguskan
                                      bumi dihangus 

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1987. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia.  Yogyakarta: KANSIUS.
Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskritif. Yogyakarta: C. V. Karyono.
Santoso, Joko. 2004. Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: FBS UNY.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: ANGKASA.


Disusun Oleh :

Hikmatul Fitriyah     09201244025
Ayu Sekar Rini          09201244030
Weni Ristasari           09201244029
Putri Lusiana Dewi   09201244027

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
Yasin, Sulchan. 1988. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional.