Senin, 19 September 2011

AFIKS ber- dan pe


Afiks
Menurut Ramlan, afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsure yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru (2009:55).

Setiap afiks tentu berupa satuan terikat, artinya dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri, dan secara gramatik selalu melekat pada satuan lain.
Contoh :
·         berlari            ber- + lari
·         petinju            pe- + tinju
Kata berlari terdiri dari dua unsur, yaitu ber- dan lari. Morfem ber- merupakan satuan terikat dan merupakan afiks. Untuk membuktikannya, satuan ber- dilekatkan dengan bentuk lain seperti; berlayar, bertamu, berteduh, dan lain-lain.
Begitu juga dengan kata petinju yang terdiri dari dua nsur pe- dan tinju. Satuan pe- terbukti dapat melekat dengan satuan lain seperti pelari, pemain, penyanyi, petarung, dan lain-lain. Kedua afiks tersebut, afiks ber- dan afiks pe- disebut juga prefiks karena melekat di depan bentuk dasar.
1.      Afiks ber-
a.      Kaidah Morfofonemik Afiks ber-
Dalam mempelajari afiks ber- ini tidak terlepas dari proses morfofonemik. Proses morfofonemik dapat menyebabkan terjadinya perubahan fonem. Di satu pihak, perubahan itu terjadi pada fonem awal bentuk dasarnya dan di pihak lain, perubahan itu terjadi pada fonem prefiks. Dalam realitasnya, prefiks ber- akan ditemukan morf yang berbeda, yaitu sebagai ber-, be-, dan bel-.
Pada prefiks ber-, dapat diikuti oleh kata sifat (bersedih, berhemat, beruntung), kata bilangan (bertiga, berempat, berlima), kata verba ( berlari, bernyanyi, bertanya), kata nominal (beristri, bersepeda),  juga berupa pokok kata (bertemu, bersandar, berjumpa).
     Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, terdapat empat kaidah morfofonemik untuk prefiks ber- (2003:114).
1)      Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /r/.
Contoh :
·         ber + rebut        à berebut
·         ber + rumah     à  berumah
·         ber + runding  à berunding
·         ber + rotasi      à berotasi
·         ber + revolusi  à berevolusi
·         ber + rupa        à berupa
·         ber + ruas        à beruas
·         ber + rantai      à berantai
·         ber + runding  à berunding
·         ber + riak          à beriak
·         ber + rambut    à berambut
2)      Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.
Contoh :
·         ber + kerja                   à bekerja
·         ber + serta                   à beserta
·         ber + pergi + an           à bepergian
·         ber + ternak                 à beternak
·         ber + berapa                à beberapa
Berikut ini diberiakn contoh kata yang mana afiks ber- yang melekat pada kata tersebut tidak mengalami perubahan menjadi be- karena tidak memenuhi kaidah 2 di atas.
v  ber + karya      à berkarya
v  ber + kurban     à berkurban
v  ber + harta        à berharta
v  ber + firman    à berfirman

Afiks ber- pada keempat contoh terakhir di atas tidak berubah karena suku pertama kedua kata tersebut tidak berakhir dengan er, tetapi ar, ir dan ur. Jika berunsur selain /er/ maka kaidah tersebut tidak berlaku.
3)      Prefiks ber- berubah menjadi bel-. Jika ditambahkan pada kata dasar tertentu.
Contoh :
·         ber + ajar          à belajar
·         ber + lunjur       à belunjur

Dalam buku Morfologi Bahasa Indonesia karangan Ariyanto, prefiks ber- berubah menjadi bel- jika bentuk dasar yang diikuti berupa satuan ajar yang hanya satu-satunya dan dapat dipandang sebagai bentuk perubahan khusus. Perubahan bentuk ber- menjadi bel- pada satuan belajar merupakan faktor morfologis yang tidak dapat dideskripsikan secara fonologis.
4)      Prefiks ber- tidak berubah bentuknya bila digabungkan dengan dasar di luar kaidah 1-3 di atas. Denagn kata lain, prefiks ber- tidak berubah bentuknya bila  dilekatkan pada bentuk dasar yang fonem awalnya berupa vokal (kecuali untuk satuan  ajar) dan konsonan apapun asal tidak mengandung unsur /er/ pada suku pertamanya. Dalam kaidah ini, prefiks ber- dapat dilekatkan dengan kata sifat, pokok kata, kata bilangan, dan kata nominal.
Contoh :
a.       Prefiks ber- dilekatkan dengan adjektiva/kata sifat
·         ber- + sedih                → bersedih
·         ber- + duka                → berduka
·         ber- + bahagia            → berbahagia

b.    Prefiks ber- dilekatkan dengan pokok kata
·         ber- + temu     → bertemu
·         ber- + sandar  → bersandar
·         ber- + juang    → berjuang
·         ber- + adu       → beradu

c.    Prefiks ber- dilekatkan dengan numeral/kata bilangan
·         ber- + dua       → berdua
·         ber- + tiga       → bertiga

d.   Prefiks ber- dilekatkan dengan nominal/kata benda
·         ber- + sepeda  → bersepeda
·         ber- + sepatu  → bersepatu
·         ber- + kacamata          → berkacamata
·         ber- + hidung → berhidung

b.      Fungsi dan Makna prefiks ber-
1)      Fungsi                   : Pembentuk kata kerja intransitif

2)      Makna                  :
-          Mempunyai/memakai
Pada makna ini bentuk dasarnya berupa kata verba
Contoh :
ü  berbaju
ü  bersepatu
ü  berumah
ü  berjendela
ü  beratap
ü  berayah
ü  berpenyakit
ü  berwibawa
ü  bersenjata

-          Menyatakan perbuatan aktif
Pada makna ini bentuk dasarnya berupa kata nominal
Contoh :
ü  bersandar
ü  berjuang
ü  bekerja
ü  bernyanyi
ü  bermain
ü  bersembahyang
ü  berlari

-          Naik
Contoh :
ü  bersepeda
ü  berkuda
ü  berkereta

-          Mengeluarkan/menghasilkan
Contoh :
ü berasap
ü berbunga
ü berliur
ü berbusa
ü bertelur
ü berapi
ü berbau

-          Berisi/mengandung
Contoh :
ü  berbiji
ü  berair
ü  bervitamin
ü  berprotein
ü  berkalsium
ü  berkarbohidrat

-          Merasakan/mengalami/makna keadaan
Pada makna ini bentuk dasarnya berupa kata sifat.
Contoh :
ü  bersedih
ü  berduka
ü  berbahagia

-          Kelompok/himpunan
Pada makna ini bentuk dasarnya berupa kata bilangan, kecuali satu.
Contoh :
ü  berdua
ü  bertiga
ü  berempat
ü  berlima



2.    Afiks Pe-
a.      Mengenal Afiks pe-

Afiks pe- kadang-kadang sukar dibedakan dengan afiks peN- karena pada suatu kondisi afiks peN- mungkin kehilangan N- nya. Hal itu terjadi apabila diikuti bentuk dasar yang berfonem awal / l, r, y, w, dan  nasal /, misalnya pada kata pelerai, perokok, pewaris, dan peramal.
1.      Peninju      : Orang yang melakukan tinju
Petinju       : Orang yang pekerjaannya bertinju
2.      Penatar      : Orang yang menatar
Petatar       : Orang yang ditatar
3.      Penaruh     : Orang yang pekerjaannya menaruhkan
Petaruh      : Sesuatu yang dipertaruhkan
Contoh di atas menjelaskan bahwa selain afiks peN- juga terdapat afiks pe-.

b.      Fungsi dan Makna Afiks pe-
Afiks pe- hanya mempunyai satu fungsi sebagai pembentuk kata nominal, dan umumnya menyatakan makna ‘yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan pekerjaan yang dimaksudkan pada kata dasar’.

Misalnya :
Pejuang           : yang biasa/pekerjaannya/gemar berjuang
Pelari               : yang biasa/pekerjaannya/gemar berlari
Petinju             : yang biasa/pekerjaannya/gemar bertinju
Pedagang        : yang biasa/pekerjaannya/gemar berdagang

Pada umumnya, penggunaan afiks peN- berkaitan dengan kata kerja berafiks meN-, sedangkan afiks pe-, berkaitan dengan kata kerja berafiks ber-.
Contoh :
                        Penulis            à        menulis
                        Pesuruh           à        menyuruh
                        Peninju            à        meninju
                        Pembawa         à        membawa
Sedangkan
                        Pejalan kaki     à        berjalan kaki
                        Petinju             à        bertinju
                        Pedagang        à        berdagang
                        Petenis             à        bertenis

Daftar Pustaka

  
1.      Alwi, Hasan., dkk, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
2.      Ramlan, M. 2003. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta. Karyono.
3.      Samsuri. 1988. Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta. Depdikbud, dirjen dikti.
4.      Ariyanto. 2009. Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta. ----

Vani Oktaviyani           (09201241021) 
Prasetyo Adi Wibowo  (09201241022) 
Dyah Sukrisetyani        (09201241023) 
Agus Purnomo AP        (09201241026)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar